Pulang

#ERR

Hai, Selamat sore. Aku sedang singgah di suatu tempat peristirahatan. menyaksikan Jalanan yang penuh oleh kendaraan, asap yang mengepul dan seluruh manusia-manusia pejuang berkumpul menunggu bus jemputan penyebab terhentinya laju kendaraan mereka untuk segera pergi.

Aku hanya seorang remaja yang senang sekali berjalan-jalan menikmati sore, untuk menunda pulang selama mungkin. Melihat para pedagang mendorong gerobak, para pekerja turun dari bus, dan anak-anak "normal" menjinjing sepatu bola mereka.

Terkadang, di jam-jam seperti ini, pikiran semua manusia itu sudah melanglang buana ke mana-mana, raga dan jiwa mereka sudah lelah ingin segera menyapa rumah.

Dalam pandanganku, perjalanan pulang menjadi salah satu hal indah dan diidam-idamkan bagi para pekerja atau mungkin bagi para pelajar sepertiku. Setelah melalui hari panjang yang melelahkan, pulang memang pilihan terbaik untuk dipilih.

Tetapi hari ini pandanganku tentang pulang berubah. Perjalanan pulang kali ini berbeda, aku menjadi lebih dewasa dalam memaknainya.

Ternyata, ada orang-orang terkasih yang menunggu di rumah, ada hewan peliharaan yang menunggu majikannya memberi makan, dan ada seseorang yang merindukan hal-hal kecil yang menjadi tempat mereka pulang.

Aku baru tahu itu.

Perjalanan pulang juga bagiku menjadi pelepas penat terbaik, seluruh rasa akhirnya luruh bersamaan dengan angin malam.

Manusia-manusia pejuang itu telah menuntaskan tantangannya pada hari yang panjang, yang terkadang penuh dengan air mata atau tawa bahagia.

Manusia-manusia itu akan melanjutkannya besok. Dengan kejutan dan tantangan yang baru.

Semoga manusia-manusia itu memiliki semangat yang cukup untuk menyelesaikan tantangannya dan untuk kemudian pulang.

Aku juga ingin merasakan makna pulang yang diidam-idamkan, namun mungkin suatu saat.

Semoga saja, ada saatnya untuk itu.

Cukup rasanya catatan pelepas penat ku hari ini, Terimakasih sudah membaca. Aku doakan kamu mendapatkan hal baik yang kamu idamkan.

Jabat erat. Handra J.

JEDA.

Aku mendefinisikan pulang dengan sejelas-jelasnya untukmu yang ingin mengenal pulang lebih jauh. Jika tidak tertarik, silakan keluar dari halaman ini. Aku tidak memaksa.

Baiklah, jadi menurutku pulang itu memiliki banyak arti, utamanya bergantung pada siapa objek yang disertainya. Pulang juga dapat diartikan berbeda, bergantung pada subjek yang menyertainya. Pulang bisa menjadi sesuatu yang ditunggu-tunggu, menenangkan, diharapkan, diidam-idamkan. Namun, di sisi lain, pulang juga bisa menjadi sesuatu yang mengerikan, dihindari, dilupakan, tidak diinginkan.

Umumnya pulang adalah tentang kembali ke tempat asal. Manusia bertebaran di bumi, masing-masing dari mereka seharusnya bebas menentukan ‘tempat asal’ mereka sendiri, sehingga masing-masing dari mereka pun bebas menentukan tempat pulang.

Ada yang lahir dan besar di suatu kota, lalu berjelajah ke kota-kota yang lain, menyebut dirinya pulang jika kembali ke kota kelahirannya.

Ada yang suatu saat dalam hidupnya sampai di suatu tempat yang dirasanya sebagai ‘rumah’ atau ‘tempat kembali’ walaupun bukan merupakan tempat asal atau tempat lahirnya, menyebut dirinya pulang jika kembali ke tempat tersebut.

Ada juga yang merasa bahwa tujuan pulang bukanlah tempat di mana-mana di bumi ini atau dunia ini, melainkan di alam lain, alam di mana Tuhan yang maha pencipta berada.

Setiap kata pulang selalu disertai oleh pergi. Ya, Pergi. Misal Ketika seorang anak pulang kembali ke rumah orang tuanya, kampung halamannya, nantinya anak itu juga akan kembali pergi, meninggalkan tempatnya pulang untuk hidup menghidupi kehidupannya, membangun tempat pulang yang baru untuk anak-anaknya.

Konon katanya, Ketika seseorang hidup, mati adalah saat dia pulang yang sebenarnya.

Hidup di dunia ini adalah tentang pergi dari pangkuan tuhan lewat proses yang disebut kelahiran, kemudian bertumbuh dan mengarungi takdir yang telah ditulis jauh sebelum proses kelahiran, dan skenario yang selalu berakhir pada kematian. Setelah itu artinya yang hidup akan kembali pulang ke pangkuan tuhan.

Terima kasih sudah membaca.