Aku + Tuhan = Cukup

128

Selamat malam. Lagi hujan terus, ya? Semoga semuanya selalu sehat dan semangat untuk menjalani hari-hari yang kadang-kadang berat, ya. Aamiin

Seperti biasa malam ini aku ngga pergi kemana-mana. Bukan karena ngga punya tujuan atau teman yang bisa diajak bepergian. Aku sendiri yang lebih memilih untuk menghabiskan malam ini dengan merenungi diri atau intropeksi atas kesalahan, kekhilafan, dan juga kegagalan aku selama ini— Lagi gaenak badan juga sih.

Aku selalu bertanya kenapa aku ngga bisa berada pada posisi yang aku impikan. Kenapa segala usaha dan jerih payah aku selama ini tidak sejalan atau sebanding dengan hasil yang aku peroleh. Rasanya sia-sia.

Mengajukan protes. Aku berteriak keras dalam hati, hingga membuat dada ikut juga merasakan sesaknya. Aku marah dan kesal. Merasakan ketidakadilan atas takdir yang diberikan.

Khilaf ku ketika menganggap Nya tidak ada dan bertanya-tanya dimanakah dia berada. Namun segera sadar ketika dia beri aku sedikit kesakitan yang tidak bisa lagi aku sepelekan dengan candaan. Bahwa derajat antara aku dengan Nya sangat jauh berbeda. Dia adalah Raja segala raja, alam semesta ini adalah kerajaan Nya, dan aku hanyalah seorang hamba Nya. Tentu Dia berhak dan dapat melakukan kehendak apa saja yang Dia mau. Tanpa melihat suka atau tidak nya keputusan yang akan kita terima. Yang jelas kehendak atau takdir Nya adalah yang terbaik bagi kita.